Yayasan Karya Salemba Empat Mengajar

Tuhan telah memberimu roh dengan sayap-sayap yang dapat menerbangkanmu menembus cakrawala cinta dan kebebasan. Apakah engkau puas bila kemudian sayap-sayapmu dipotong oleh jiwamu sendiri yang menyebabkan jiwamu menderita layaknya seekor serangga yang melata diatas bumi?. Oh jiwaku, kehidupan itu laksana seorang pejalan malam. Terbangnya tangkas, menapak cahaya fajar. 

- Kahlil Gibran, Fatwa Pujangga (hal.9)


Tentang Kisah Anak-Anak di Koridor :
" Suatu Cerminan Mimpi yang Memotivasi "

Karena terang tak harus selalu dari lampu sorot megah, namun dapat datang dari lilin kecil yang menyala. Karena jiwamu perlu merasa bahwa ketenangan dan kedamaian akan datang jika kota memberi. Setidak-tidaknya, menjadi setitik cahaya kecil bagi oran lain. Mari menjadi berkat bagi sesama.

Diberkati, untuk jadi berkat ...

Pertama kali, saya mendengar kata itu dari seorang teman sekolah semasa SMA yang memang taat kepada Tuhan dan senang beribadah, berbanding terbalik dengan saya yang meskipun juga berdoa tapi tak memiliki kegemaran akan aktifitas rohaniah seperti itu (I know my self more... so, yeahh, that's true). Singkatnya, saya merasa sedikit tersentuh dengan kalimat itu. Semacam perintah untuk saling mengasihi, namun dalam taraf kewajaran akal pikiran manusia yang tentunya dapat diterima oleh batok kepala saya yang tak seberapa ini. Maksud saya adalah, saya bukan tipe manusia " Jika engkau ditampar pada pipi kiri, maka berikan pipi kananmu juga, ". For seriously, it's not my style. Jadi, saya merasa akan berbuat baik ketika mengalami kebaikan agar tidak menjadi naif ditengah kawanan serigala dunia (saya juga membaca Kitab Suci yang kira-kira naasnya berbunyi " Aku mengutus kamu ketengah kawanan serigala" ) jadi saya merasa wajib untuk protecting my self. Haha, jangan dianggap serius. Ini cuman pemikiran duniawi saya :) karena sebenarnya, saya juga merasa terusik dengan pemikiran "neraka" ini ehe.

Jadilah, sekarang saya ingin sedikit menjadi berkat bagi orang lain karena merasa bahwa saya perlu dan berkewajiban untuk tidak menjadi tamak dan egois akan apa yang Tuhan percayakan pada saya (baca: Berkat). Sehingga saya pun harus pula menjadi berkat bagi orang lain. Karena sepertinya, apapun yang saya dapatkan jika hanya ditumpuk untuk kemakmuran diri sendiri setidak-tidaknya akan memunculkan kesombongan. Dan saya tidak ingin menjadi lupa akan Tuhan dan sesama. Kemudian, saya memutuskan untuk mengabdikan diri ditempat dimana saya tergabung menjadi beswan (penerima beasiswa) di sebuah Yayasan penyalur bantuan dana pendidikan, yaitu Karya Salemba Empat dibawah kendali dan koordinasi sebuah Paguyuban mandiri di Universitas Nusa Cendana, tempat saya menuntut ilmu. Hitung-hitung, saya mengulas masa-masa sekolah dan beramal. Di sini, saya menjadi tenaga pengajar gratis (jangan kaget, saya memang murah hati haha), bersama dengan anak-anak KSE lainnya dari berbagai katar belakang jurusan yang berbeda. Kami mengasuh berbagai tingkatan pendidikan anak-anak, dari PAUD, TK, SD, hingga SMP dengan berbagai mata pelajaran sesuai keahlian atau spesifikasi yang lumayan kami pahami. Saya sendiri mengajar dua orang anak, satu dari tingkat PAUD dan yang lainnya dari tingkat SD yang baru saja duduk di kelas pertamanya. 

Jangan tanyakan perasaan saya. Saya tersentuh, jelas itu. Kami diterima dengan amat baik oleh bapak RT dan ibu sehingga diizinkan menggunakan beberapa teras dan halaman rumah warga sebagai area melakukan kegiatan belajar mengajar. Agar lebih leluasa, kami meminta mereka untuk membawa meja lipat (jika ada) dan kami menanggung perangkat pembelajaran seperti whiteboard dan spidol. Sederhana namun indah, kami memberi nama tempat ini sebagai KORIDOR atau Komunitas Rumah Pintas Ambassador yang merupakan hasil perjalanan panjang kakak-kakak terdahulu yang mengikuti camp gabungan diseluruh Indonesia dengan donatur BPJS Ketenagakerjaan.

Sungguh perjuangan yang mulia. Semoga kelak, setelah menjadi alumni KSE, akupun akan berguna kembali bagi KSE. Menjadi donatur bagi anak-anak yang membutuhkannya. 

In Frame :

Perkenalkan.
Ini Sela (kelas 1 SD) dan Kayla (PAUD) yang menjadi murid bimbingan Koridor KSE. Nice to meet you, girls. First time mengajar dan ketemu rupa-rupa anak kecil. But most of them are unique and smart in their own way. Thanks for today. Jadi anak baik untuk Ibu Guru barumu ini yaa (edisi salaman cium tangan dan kaget, so proud of them ♡)

Komentar

Postingan Populer